Menanggapi Penyataan Bapak Theo Hesegem
Terima Kasih Sudah Mengungkapkan Penyebab Kegagalan OTSUS
Menurut Bapak Pejabat di Jakarta sangat Pintar, hebat dan luar biasa, tapi menurut saya Bapak Teho Hesegem lah yang paling hebat dan luar biasa, diaman bapak selalu berpikir bagaimana Papua kedepannya.
Salaam ini yang memainkan aspirasi masyarakat itu siapa? Betul-betul dari masyarakat itu sendiri atau dari kelompok kepentingan politik! Mungkin bapak Theo bisa menjawab sendiri, karena realitasnya aspirasi masyarakat selalu diselimuti oleh kepentingan politik Papua.
Kekwatiran bapak tentang sorotan dari dunia internasional bukannya bapak Theo sendiri yang membesarkan persoalan yang ada di Papua, situasi yang diangkat seolah terjadi Pelanggaran HAM, ruang demokrasi yang tidak bebas, otonomi khusus yang gagal, penegakan hukum yang keliru.
Baca Juga:
Dugaan Intervensi Kelompok Separatis di Papua Melalui Internal Partai Politik
Mari kita kupas satu persatu, yang pertama soal pelanggaran HAM, pernahkah bapak menyampaikan statemen atau pernyataan yang menyebutkan kalau TPN-OPM/KKB/KKSB melakukan pembunuhan dan pembantaian terhadap warga sipil bahkan aparat keamanan, kalau belum pernah jangan lagi bapak bicara soal pelanggaran HAM di Papua.
Kedua, bicara ruang demokrasi yang tidak bebas, dimana letak tidak bebasnya, negara Indonesia sudah memberikan aturan-aturan dalam menyampaikan haknya di muka umum, kalau pun ada larangan itu sifatnya demi ketertiban masyarakat, masyarakat lain juga punya hak untuk menggunakan ruang public, bukan demo dengan anarkis, mencuri, merampok, merusak fasilitas negara, justru Tindakan anarkis itulah yang sebenarnya yang disebut pelanggaran HAM karena hak seseorang telah terganggu oleh akibat aksi anarkis dari demo.
Ketiga otonomi khusus yang gagal, terima kasih atas keterbukaan bapak, karena dengan pernyataan bapak sudah dapat diungkapkan kalau kegagalan tersebut disebabkan dari kelompok mana, tentunya kelompok yang bukan lain adalah kelompok elit papua dan pejabat papua, pejabat dan kelompok elit ini dari mana asalnya? Bukan kah saat ini mereka berasal dari wilayah yang sama dengan bapak, apa karena bapak Theo tidak mndapatkan bagian dari mereka sehingga bapak mengungkapkan kalau selama ini pejabat dan elit papua gagal mensejahterakan orang Papua.
Baca Juga:
DEMO TOLAK PEMEKARAN PROVINSI PAPUA TENGAH, OTSUS DAN PEMBENTUKKAN POLRES DOGIYAI BISA MERUGIKAN RAKYAT DI DOGIYAI
Orang-orang yang mendapatkan fasilitas hingga Pendidikan keluar negeri lebih banyak berasal dari mana? Sedangkan masyarakat yang lebih punya hak tidak mendapat haknya tidak pernah menyatakan bahwa Otsus situ Gagal. Bahkan kelompok-kelompok yang berseberangan dengan NKRI saja mendapatkan bagian dan jatah dari OTSUS, masa iya bapak tidak dapat kan tidak mungkin, apalagi semua elemen mengetahui kalau bapak theo sendiri bagan dari mereka.
Ada pribahasa yang menuliskan begini “MAKAN DANA OTSUS TAPI TERIAK MERDEKA”,
Pemerintah sudah menganalisa dan mengkaji lebih dalam terkait kondisi dan keadaan yang terjadi selama ini, sehingga diberikanlah kebijakan pemekaran provinsi, ini dilakukan demi kesejahteraan yang berkeadilan, selama ini hanya sekelompok masyarakat tertentu yang merasakan kesejahteraan, dengan adanya pemekaran maka kesejahteraan itu akan terbagi sesuai dengan wilayahnya. Kalau dimekarkan jadi 3 provinsi maka 3 kelompok yang akan merasakan, selama in ikan hanya 1 kelompok saja.
Ingat, Pemekaran Provinsi adalh Tolak Ukur karena itu adalah bagian dari upaya untuk kesejahteraan yang berkeadilan, bapak sudah lupa dengan Papua Barat k? bagaimana kondisinya sekarang? Lebih baik dan lebih maju to dari Papua. Bapak Theo yang sudah cerdas marilah kita berpikir lebih cerdas lagi jangan gunakan otak dangkal milik orang lain.
Papua, 27 Februari 2021
Edward G, M. (Pengamat Papua Cinta NKRI)